Ganasnya selfie di Indonesia, 2 kebun bunga sudah jadi korban

Ganasnya selfie di Indonesia, 2 kebun bunga sudah jadi korban


Aksi swafoto seolah sudah menjadi kebiasaan di Indonesia. Namun, kabar buruknya, berselfie itu tidak mempedulikan keadaan sekitarnya.

Peristiwa baru-baru ini terjadi di Kebun Raya Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Beberapa hamparan bunga di sana rusak diinjak pengunjung buat memenuhi hasrat berfoto. Padahal belum lama ini, kebun bunga amarilis di Gunung Kidul, Yogyakarta, juga bernasib serupa.

Informasi soal rusaknya tanaman di Kebun Raya Baturraden membikin miris para pengguna media sosial. Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Baturaden, Ammy Rita Manulu mengatakan, akibat swafoto memang membikin tanaman di Kebun Raya Baturraden rusak.

"Sebetulnya itu, (taman bunga) baru dibangun tahun ini dan masih dalam masa pemeliharaan. Nantinya, akan diganti tanaman itu yang rusak," kata Ammy saat dihubungi kemarin.

Ammy mengemukakan, tanaman itu saat ini masih bisa dikembangkan dan dibibitkan lagi. Diakuinya, saat musim libur seperti ini, banyak pengunjung singgah ke Kebun Raya Baturraden, sehingga diperlukan antisipasi khusus.

"Pada musim libur ini, antisipasinya kami akan memasang penjagaan khusus di wilayah itu. Sebetulnya itu, (taman bunga) biayanya dari Kementerian PU dan belum serah terima kepada kebun raya. Namun, kami tetap berkewajiban menjaga. Jadi kami tetap, khususnya di musim libur ini, akan perketat penjagaan dan kami akan pasang pagar," ujar Ammy.

Kebun Raya Baturraden baru diresmikan beberapa waktu lalu oleh Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia, Megawati Soekarnoputri, bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Bahkan para remaja penggila swafoto juga menginjak-injak papan larangan merusak bunga di sana.

"Kalau papan larangan untuk tidak merusak bunga yang ada di taman-taman Kebun Raya Baturraden sudah kami buat sejak dulu, tetapi diinjak-injak juga oleh pengunjung yang akan selfie. Nanti papan larangannya, akan kami dirikan lagi," tambah Ammy.

Ammy justru mengaku sangat terbantu dengan beredarnya foto pelaku swafoto merusak tanaman bunga di Kebun Raya Baturraden.
Selain itu, dengan adanya ekspos dari media sosial dan media massa bisa menjadi semacam sanksi sosial bagi pelaku swafoto. "Nah, peran media sosial dan media massa bisa mengekspos kejadian ini sangat membantu. Agar mereka (pelaku) mendapat sanksi sosial. Mereka (pelaku swafoto yang merusak), jangan hanya karena kesenangan pribadi merusak kepentingan umum," tambah Ammy.

Dengan adanya ekspos tersebut, diharapkan bisa menjadi edukasi juga kepada masyarakat untuk bisa merawat tanaman bunga dan menjaganya. Tak hanya itu, Ammy berjanji akan menyediakan tempat untuk swafoto di tengah-tengah dengan membuat jalur khusus.

"Nanti kita akan buat sudut foto tersendiri.Nanti ada jalan yang akan ke tengah," lanjut.

Menurut tenaga lapangan di Kebun Raya Baturraden, Indarto, peristiwa itu terjadi berselang sehari setelah peresmian Kebun Raya Baturraden sepekan lalu. "Kalau tidak salah flower bed rusak sekitar tanggal 20 Desember, sehari setelah peresmian. Saat itu banyak pengunjung yang datang," kata Indarto kemarin.

Indarto mengatakan, saat itu serbuan pengunjung meningkat tajam ketimbang hari biasanya. Mereka berswafoto di sekitar hamparan tanaman bunga miana merah atau Coleus blumei. "Tempat itu memang menjadi tempat favorit pengunjung untuk selfie. Banyak pengunjung yang merangsek ke tengah hamparan bunga untuk berfoto," ujar Indarto.

Akibatnya, banyak tanaman rusak terinjak-injak, dan tanda supaya pengunjung tidak merusak tanaman juga ikut rusak. "Setelah itu banyak yang rusak. Kalau tidak salah kerusakannya selebar 40 centimeter dan masuk hingga 2,5 meter ke dalam hamparan. Atau sekitar empat sampai lima line," ucap Indarto.

Setelah kejadian itu, Indarto kemudian berusaha mengembalikan kondisi hamparan tanaman sudah ditata sejak akhir Agustus 2015. "Kami semua akhirnya berstrategi untuk mengurangi kepadatan. Perlu mengarahkan pengunjung agar tidak berkumpul di satu titik kebun raya saja, kami arahkan juga ke Pancuran Pitu untuk memecah konsentrasi massa," lanjut Indarto.

Persoalan minimnya personel menjadi masalah dihadapi. Saat ini, tercatat hanya ada 22 orang mengelola Kebun Raya Baturraden. Persoalan itu juga disampaikan Gubernur Ganjar Pranowo saat pembukaan beberapa waktu lalu. Ammy juga menyatakan hal sama.

"Saat ini masih kurang untuk personelnya. Persoalan ini sudah kami sampaikan kepada Pak Gubernur," kata Ammy.


Comments