GUSDUR MANUSIA SETENGAH DEWA

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah tiada. Tokoh yang satu ini memang luar biasa. Dalam sosoknya melekat banyak ikon: sebagai pejuang demokrasi, pembela kaum marginal, pluralis, kontroversialis, dan tentu saja humoris sudah pasti masih banyak lagi ikon lain yang melekat padanya. Tak ayal lagi, kepergiannya akan dikenang sepanjang masa oleh segenap anak bangsa. Lihat saja, setelah kepergiannya tak henti-henti orang berdatangan ke makam Gus dari kota santri ini, entah karena apa, yang jelas semenjak kepergian Gus Dur pada tanggal 30 Desember tahun lalu sampai sekarang makamnya tak pernah sepi oleh pengunjung terutama malam sabtu dan malam minggu. Apakah ini yang dinamakan sebuah karomah yang dimiliki oleh Presiden Indonesia ke-4 ini. Jika dilihat dengan menggunakan kaca mata objektif kita, ada sisi mistik dan tasawuf didalam bingkai karomah yang dimilikinya.

Karomah, Mistik atau indera keenam?                                       
Menurut Prof. DR. KH. Ali. Maschan. Moesa, M. SI. Gus Dur mempunyai indera keenam, Gus Dur bukan sosok seperti yang kita gambarkan yang identik dengan kemistikan-kemistikan, hanyalah sesosok manusia yang juga mempunyai banyak kekhilafan seperti kita.
Namun beda lagi dengan pendapat adik sepupu dari Gus Dur, Abdullah Hakam atau yang akrab di panggil dengan Gus Hakam, menurut beliau Gus Dur orangnya biasa-biasa saja yang tidak biasa itu pemikirannya. Terkadang  orang baru sadar misalnya kejadian dalam sebuah tahun akan terjadi perombakan dalam susunan kabinet kepempinan, namun tidak disebutkan tahun berapanya, mungkin prediksinya tahun yang akan datang, dan ternyata benar.
Gus Hakam menyebutnya dengan rahasia bukan mistik, dan rahasia tidak perlu untuk disebarluaskan, “jika rahasia sudah menjadi santapan umum namanya bukan rahasia lagi”, begitu tutur beliau. Coba kita sadari bahwa selama masa hidup beliau tidak sedikit orang yang mencibirnya, namun setelah beliau wafat barulah terlihat karomah yang tersimpan dalam diri beliau dengan banyaknya orang yang berkunjung kemakam diikuti maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang datang untuk berziarah, mencari syafaat, bahkan ada yang datang dengan maksud mencari wangsit seperti mengambil tanah kuburan Gus Dur sebagai media penyembuhan, mengambil bunga kuburan Gus Dur untuk mendekatkan jodoh, dll.

Gus Dur Dalam Bingkai Tasawuf
Lalu bila dilihat dari sisi tasawufnya. Gus Dur punya kelebihan, Beliau tahu apa yang tak pernah orang pikirkan. Yang membuat orang kagum, apakah Gus Dur benar-benar punya indra keenam. “Tapi kalau riwayat kecil beliau ya biasa-biasa saja seperti kebanyakan anak kecil pada waktu itu”, tutur Gus Zaki adik sepupu Gus Dur yang juga sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua GP Anshor Jombang.  “Kelebihan dan karomah itu bisa didapat sambil jalan, namun satu yang tidak bisa ditiru orang, beliau punya kebiasaan dan ketekunan datang ke kiai dan seringnya berziarah ke banyak makam. Mungkin karena kedekatannya dengan para kiai yang secara tidak langsung pula beliau adalah lulusan pesantren, tumbuh disana, dan dibentuk oleh lingkungan pemikiran dan kebudayaan pesantren”,  lanjutnya.
Secara kultural, Gus Dur telah mengangkat martabat budaya Indonesia kelevel yang lebih tinggi yang tidak pernah dicapai sebelumnya, seperti busana yang dipakainya sehari-hari tak lain adalah batik yang kini telah populer bukan hanya kancah domestik Indonesia bahkan sampai mancanegara.
Karir intelektual beliau sebagai seorang santri dibentuk oleh kitab kuning (kitab berbahasa arab yang biasanya ditulis oleh para ulama Islam klasik, dicetak dalam kertas berwarna kuning, dan biasa dijadikan bahan pengajaran). Sebagai santri-santri yang lain, formasi intelektual beliau dibentuk dalam kitab-kitab seperti Jurumiyyah, Waraqat, Jalalain, Taqrib, Tahrir, dll.Semuanya adalah kitab klasik yang diajarkan di pesantren, saya yakin kitab itulah yang dipelajari oleh Gua Dur waktu beliau belajar di Pesantren Tegalrejo pada dekade 50-an.
Menurut Agus Muhammad Zaki, adik sepupu Gus Dur, beliau tidak pernah mendengar bahwa Gus mengikuti salah satu ajaran dalam bertasawuf. ”Mungkin beliau dikaruniai Allah kemampuan yang luar biasa dalam hal  intelegensi”, ungkapnya. “Seperti makam troloyo dulu merupakan makam yang biasa-biasa saja, namun setelah Gus Dur berziarah kesana peziarahnya membludak”, sambungnya.

Meloncati “Syathahat
Yang unik dari Gus Dur adalah loncatan “Syatahat” yang tidak lazim seperti “Syathahat”-nya sufi-sufi terdahulu. BiasanyaSyathahat dilalui oleh para ahli Tasawuf melalui proses fana’, namun Gus Dur tidak. Dan yang jelas Beliau ber-“Syathahat” dalam keadaan sadar. Kebanyakan orang yang mengikuti jalan bertasawuf tidak akan pernah tahu sampai mana ia menduduki level dalam tasawuf, karena akan menggugurkan tingkatan-tingkatan yang dilalui sebelumnya.
Orang seperti Gus Dur tidak butuh imbalan yang penting adalah Beliau berkerja untuk umat. Ketika Beliau mendapat amplop memang diterima tapi bila ada orang membutuhkan tidak segan-segan Beliua memberikan amplop beserta isinya. Lain halnya dengan kita, yang amplopnya saja dibuang tapi uangnya masuk dompet.
“Kegigihan Beliau dalam berjuang serta keikhlasannya patut ditiru, kalaupun ada aral tapi tetap dilawan, itulah Gus Dur, dia tidak pernah memikirkan resiko, yang penting dalam benaknya itu anfauhum linnas. Beliau adalah seseorang yang otodidak, beliau ahli membaca, orang-orang yang tidak mengikuti perjalanan beliau pasti tidak paham”. Ungkap Drs. H. Ali Mas’ud, M. Ag.  Dosen Ilmu Tasawuf Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Satu lagi keunikan yang melekat pada diri seorang Gus Dur, yakni lelucon intuitufnya, tak lain adalah “gitu aja kok repot”. Sepertinya, hal tersebut biasa terujar keluar dari mulut Gus Dur, karena beliau tidak menggubris keduniawian, jadi bagi beliau hal yang bersifat duniawi tidak penting. Yang ada dalam benaknya adalah selain Tuhan tidak penting. Kesimpulannya, bahwa Gus Dur adalah seorang yang meniru Kanjeng Nabi. Nabi hidupnya ada dua, satu apapun karena Allah, dua menyenangkan orang lain. Gus dur sesosok model yang rahmatan lil’alamin. Dia melawan ketidakadilan. Diantara pemimpin risktiker saat ini, model yang itulah yang langka. Selamat jalan Gur Dur.

Comments

Popular Posts